Pakai Sandal: Langkah Kecil, Hemat Air Besar
Di pondok Cahaya Quran yang tercinta, menjaga kebersihan dan kesucian
bukan sekadar aturan, tapi bagian dari adab yang diajarkan dalam agama. Salah
satunya lewat aturan wajib memakai sandal setiap kali turun dari area asrama
atau gedung menuju halaman—termasuk ketika hendak sholat berjamaah di musholla.
Aturan ini sederhana, tapi ternyata masih banyak dari kita yang
ogah-ogahan mematuhinya. Ada yang bilang, "Nanti sandalku hilang."
Ada juga yang takut sandalnya digasap teman. Padahal, kalau dipikir-pikir,
manfaat memakai sandal itu sangat besar—bahkan bisa sampai menyelamatkan ribuan
liter air setiap bulannya!
Mari kita hitung-hitungan sedikit.
Jumlah santri Cahaya Quran di Banin saat ini ada 64 orang. Kita
semua sholat berjamaah lima kali sehari di musholla yang terletak di
luar area asrama. Nah, setiap kali selesai sholat dan hendak naik ke asrama,
kita harus mencuci kaki dulu demi menjaga kesucian lantai.
Coba bayangkan, jika satu kali cuci kaki menghabiskan kira-kira 2
liter air, maka:
- 1 santri x 5 kali sholat = 10 liter air per hari
- 64 santri x 10 liter = 640 liter air per hari
Dalam sebulan (30 hari), kita bisa menghabiskan:
- 640 liter x 30 hari = 19.200 liter air!!!
Sembilan belas ribu dua ratus liter air!
Itu bukan jumlah yang sedikit. Air sebanyak itu bisa dipakai untuk mandi 384
kali (kalau satu kali mandi pakai 50 liter), atau menyiram tanaman sehalaman
penuh selama sebulan. Berarti setara mandi satu anak selama 1 tahun. Dan masih
menyisakan 30 an liter air.
Kalau dikonversikan ke rupiah, misalnya 1.000 liter air dari PDAM
dihargai sekitar Rp4.000, maka:
- 19.200 liter = 19,2 x Rp4.000 = Rp76.800 per bulan
Bayangkan, itu kalau semua santri tidak memakai sandal. Hanya karena
malas pakai sandal, pesantren bisa “menghabiskan” air dan uang sebanyak itu
setiap bulannya. Padahal, solusinya sangat sederhana: pakai sandal
setiap kali turun dari asrama.
Lebih dari sekadar hemat air, memakai sandal juga menjaga kebersihan
kaki, mencegah luka, dan tentunya menjaga adab ketika masuk area yang suci.
Lalu bagaimana kalau takut sandalnya hilang?
Makanya, kita ada standar labelling. Setiap santri wajib pakai sandal
standar Swallow—berbahan karet yang bisa digrafir nama menggunakan silet.
Sandal disimpan di tempat yang rapi dan saling mengingatkan agar tidak salah
ambil, juga menjadi salah satu sistem agar sandal tidak hilang. Kalau pun
hilang, ya mengganti sandal itu jauh lebih ringan dibanding membuang-buang air
setiap hari.
Nah, yang perlu kita ingat, menjaga air adalah bagian dari menjaga
nikmat Allah. Dalam Islam pun, kita diajarkan untuk tidak berlebihan dalam
menggunakan air, bahkan saat wudhu sekalipun. Maka dari itu, mari kita mulai
dari langkah kecil tapi berdampak besar: biasakan memakai sandal setiap
keluar dari asrama.
Dengan pakai sandal, kita bukan cuma menjaga kesucian lantai, tapi juga
ikut andil dalam menghemat ribuan liter air setiap bulan. Semoga langkah kecil
kita ini bernilai ibadah dan membawa barokah untuk pondok yang kita cintai.
Comments
Post a Comment