Lamongan - Pagi ini saya ke puskesmas terdekat. Jarak hanya 1 desa dari tempat tinggal saya. Mau bikin surat keterangan sehat untuk keperluan melamar pekerjaan.
Langkah pertama, kita ambil nomor antrean yang ada di meja resepsionis.
Langkah kedua, menunggu di kursi besi yang jadi ruang tunggu. Sudah ada banyak warga lain yang antre. Saya dapat nomor antrean 24. Ada 3 petugas yang duduk di meja depan kami (ruang tunggu). Dua orang mendata dan memanggil antrean, san 1 orang kasirnya.
Langkah ketiga, nomor urut saya dipanggil. Saya bergegas ke meja petugas. Membawa nomor antrean dan KTP Asli. Tanpa fotokopi. Petugas input nomor NIK di aplikasi SIKLA. Langsung muncul nama saya. Lanjut setelah itu, beliau ngeprint nomor antrean saya untuk menghadap dokter umum.
Saya diberikan formulir kecil, seukuran A4 dibagi 4. Ada item biodata, kondisi tubuh, dan tujuan pembuatan surat kesehatan.
Langkah keempat, saya diberi nomor antrean A8 dan diminta geser ke petugas sebelahnya--bagian kasir. Saya membayar 15.000 dan disuruh masuk ke antrean dokter umum. Klaster III.
Langkah kelima, duduk di kursi tunggu untuk dipanggil sesuai antrean. Masuk ke ruang dokter, Ditanya² lantas ditimbang, tes tekanan darah, dan ditanya golongan darah. Sudah. Formulir kecil tadi disuruh bawa ke depan, di meja resepsionis.
Langkah keenam, di meja resepsionis seorang pemuda sudah membawa selembar kertas surat keterangan sehat, sudah bertandatangan, dan berstempel. Dia menuliskan informasi data saya di lembaran itu. Lantas menyerahkan ke saya.
Selesai.
Comments
Post a Comment