Menumbuhkan Budaya Sampah

• Menumbuhkan Budaya Bersih • 

(Serial Serius part #2)

Kesadaran membuang sampah pada tempatnya masih menjadi PR kita bersama. Mungkin lebih 80% masyarakat masih enteng membuang sampah sembarang. Survei dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan angka yang lebih rendah, yaitu hanya 20% masyarakat yang peduli kebersihan dan kesehatan. 

Karena itu, kami di Cahaya Quran punya konsern untuk menumbuhkan dan mematenkan budaya bersih pada anak didik kami. Targetnya; siswa terbiasa membuang sampah pada tempatnya dan memilah sampah plastik/kardus pada tempat khusus--yang bisa dijual lagi untuk daur ulang. 

Pertama; 

Bak Sampah di Semua Tempat Strategis

Saya pernah berkunjung ke sebuah sekolah. Dijamu dengan snack dan minuman. Sesuai tradisi kami, kalau berani ambil gelasan, wajib dihabiskan. Sebelah minum, buang gelas/botol ke bak sampah. Begitu pun saya, ketika selesai menghabiskan minuman, gelas saya bawa. Saya mencari-cari bak sampah. Di eekitar kursi tamu, tak ada bak sampah. Keluar kantor pun gak nemu bak sampah. Saya arahkan pandangan ke sekeliling halaman, masih tidak menemukan bak sampah. 

Terpaksa gelas plastik minum saya bawa dan masuk ke mobil. 

Nah, ini PR pertama. Bagaimana mau menumbuhkan budaya bersih dan membuang sampah di tempat, jika fasilitas (khususnya bak sampah) tidak tersedia di titik-titik strategis yang dibutuhkan.

Selain bak sampah, alat-alat kebersihan lainnya juga harus dipenuhi. Setiap kelas punya sendiri. Kamar ounya sendiri. Kantin punya sendiri. Kamar musyrif punya sendiri. Kantor guru juga punya sendiri. Semuanya harus di-labelling sesuai kepemilikan masing-masing. Tidak boleh berpindah-pindah.

Kedua; 

Training buang sampah.

Salah satu materi yang diinstal bagi santri-santri baru ialah membuang sampah ke tempatnya. Hingga goal. Lalu, disimulasikan, dipraktikkan satu persatu, hingga dikawal bersama-sama. 

Mendidik anak punya kesadaran soal sampah ini berat. Karena sejak kecil tumbuh terbiasa tanpa perintah membuang sampah sesuai tempatnya. 

Kan sering kita lihat; pengemudi mobil dengan entengnya membuang sampah lewat jendela sambil mengemudi. Atau pengendara motor, tanpa merasa berdosa; membuang abu rokok/puntung rokok sambil mengendarai motor. Itu sampah udara dan berpotensi merusak mata pengendara di belakangnya.

Ketiga; 

Kampanye Peduli Sampah 

Kampanye soal kebersihan dan buang sampah ini harus jadi komitmen bersama semua pendidik dan tenaga kependidikan. 

Menjadi materi kultum setelah sholat berjamaah.

Menjadi pesan yang diselipkan di setiap mata pelajaran; baik agama maupun sains dan matematika.

Mejadi tugas membuat poster membuang sampah saat pelajaran TIK, dan lain sebagainya. Semua yang bisa dilakukan, kerjakan.


Keempat: 

Jadikan Memungut Sampah sebagai Hukuman 

Hampir semua pelanggaran, kita ambilkan membersihkan sampah, atau memungut sampah sebagai salah satu pilihan. Jadi, hampir tidak ada hukuman fisik yang tidak memberikan dampak positif untuk anak dan lingkungannya. Seperti berdiri di tengah lapangan, lari-lari keliling lapangan, atau push up, itu hanya jadi pilihan terakhir jika sudah tidak ada spot yang perlu dibersihkan.

Kelima: 

Sediakan Keranjang Sampah Daur Ulang 

Di area sekolah, kami menyiapkan 2 keranjang besi berukuran besar untuk membuang sampah plastik yang bisa didaur ulang--dijual. Seperti botol plastik, gelas plastik. Hasil penjualannya masuk ke kas asrama dan dialokasikan untuk pembelian peralatan kebersihan yang rusak, porstex, sabun cuci piring, dan lain sebagainya.


PP Cahaya Quran Babat, 15 September 2025 

@mskholid

Comments